Rabu, 16 Februari 2011

Dampak positif global warming

Dampak Positif Pemanasan Global

 


SELAMA INI KALO BACA DI KORAN/INTERNET, LIHAT TV, PEMANASAN GLOBAL SELALU TENTANG DAMPAK NEGATIF. Keliru. Dampak positifnya ternyata juga ada.


IPCC (The Intergovernmental Panel on Climate Change) didirikan oleh World Meteorological Organisation (WMO) dan The United Nations Environment Programme (UNEP) adalah suatu lembaga panel yang terdiri dari para ilmuwan dari seluruh dunia yang tugas utamanya adalah menganalisa bukti-bukti scientific mengenai pemanasan global dan perubahan iklim.
IPCC dibentuk guna mengatasi isu yang sangat pelik mengenai perubahan iklim. Para pengambil kebijakan (policy makers) membutuhkan suatu sumber informasi yang obyektif dan akurat tentang sebab-sebab perubahan iklim, dampaknya terhadap lingkungan, sosial ekonomi serta alternatif penanggulangannya dan cara beradaptasi terhadap perubahan iklim.
Menurut mereka, dampak positifnya antara lain:
  1. Potensi yang lebih tinggi pada hasil pertanian di daerah yang terletak pada posisi lintang tengah.
  2. Potensi penambahan kayu global pada hutan yang dikelola dengan baik dan benar.
  3. Peningkatan ketersediaan air untuk populasi pada beberapa wilayah yang relatif kering, sebagai contoh di sebagian wilayah Asia Tenggara.
  4. Pengurangan angka kematian pada musim dingin pada bumi di belahan lintang tengah dan lintang tinggi.
  5. Pengurangan permintaan energi untuk pemanas ruangan akibat suhu udara pada musim dingin tidak terlalu dingin.
IPCC mensimulasi perubahan iklim menggunakan pemrograman komputer yang disebut model numerik iklim global (numerical global climate model) atau model sirkulasi global (global circulation models atau GCMs). Model numerik ini digunakan untuk mensimulasi perubahan iklim rata-rata global dan membandingkannya dengan pengukuran regional secara aktual.
Menurut IPCC sendiri, mereka mengakui bahwa masih ada ketidakpastian yang melekat pada hasil simulasi tersebut, karena hasil pemodelan hanya merupakan proyeksi dan bukan prediksi, dan masih ada kelemahan dalam simulasi dan pemodelan yang tidak mempunyai kemampuan (inability) untuk memasukkan variabel radiasi sinar matahari dan debu gunung berapi dalam persamaan matematika di dalam model.
Penting dicatat, bahwa IPCC hanya membuat skenario dari berbagai faktor yang kemungkinan terjadi di masa depan berdasarkan pada kecenderungan yang telah terjadi di masa lalu dan yang sedang terjadi pada saat ini. Dan sekali lagi, skenario hanya merupakan proyeksi (projection) dan bukan prediksi (prediction). Karena itu, proyeksi dan skenario ini bisa berubah tergantung pada ada tidaknya perubahan yang terjadi seperti perkembangan pengetahuan, perubahan perilaku sosial ekonomi manusia, kondisi ekonomi, dan lain-lain.

Dampak negatif global warming

Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya pemanasan global (Global warming). Salah satu dampaknya adalah perubahan muka air laut (Sea Level Change). Diperkirakan terjadi kenaikan muka air laut 50 cm pada tahun 2100 (IPCC, 1992). Bagi negara kepulauan seperti Indonesia, meskipun perubahan muka air laut juga dipengaruhi oleh kondisi geologi lokal (tektonic), peningkatan muka air laut (Sea Level Rise) akan membawa dampak negatif yang cukup signifikan. Peningkatan muka air laut akan menggenangi banyak areal ekonomis penting, seperti : permukiman dan prasarana wilayah, lahan pertanian, tambak, resort wisata, dan pelabuhan. Tergenangnya jaringan jalan penting seperti di pesisir utara Jawa, jelas berpengaruh terhadap kelancaran transportasi orang dan barang. Diproyeksikan 3.306.215 penduduk akan menghadapi masalah pada tahun 2070. Lima kota pantai (Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Makasar) akan menghadapi masalah serius karena kenaikan muka air laut setinggi 60 cm (ADB, 1994). Demikian pula dengan perkiraan hilangnya 4 ribu pulau (Menteri Kimpraswil, Kompas 8 Agustus 2002).
Beberapa dampak yang ditimbulkan oleh Global Warming, adalah :
  1. Pemanasan bumi dan periode iklim yang tidak menentu
  2. Kenaikan muka air laut dan banjir
  3. Pencairan Glaser
  4. Pemanasan kutub dan antartika
  5. Penyebaran penyakit
  6. Datangnya musim semi lebih awal
  7. Turunnya jumlah populasi dan fauna serta perpindahan fauna yang cepat
  8. Matinya terumbu karang
  9. Banjir dan Badai Salju
  10. Kebakaran
Walaupun Dampak Global Warming adalah fenomena yang bersifat alami, tetapi meminimalisasi dampak merupakan upaya yang dapat dilaksanakan dalam berbagai wujud kegiatan. Tentunya sebelum sampai pada rumusan kegiatan untuk meminimalisasi dampak, terlebih dahulu perlu adanya persamaan persepsi dan pemahaman terhadap pengertian Global Warming itu sendiri. Fokus kajian terhadap aspek dampak akan membantu di dalam menyederhanakan proses perumusan kegiatan dimaksud.
Memperhatikan dampak serius yang ditimbulkan oleh perubahan muka air laut terhadap kehidupan bangsa Indonesia, sudah seharusnya disiapkan segera langkah-langkah antisipasi. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya suatu forum nasional untuk membicarakan dan mempersiapkan berbagai persoalan yang terkait dengan perubahan muka air laut khususnya yang berkaitan dengan perencanaan ruang pesisir Indonesia.
Dalam ruang lingkup itulah, Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN) akan mengadakan seminar yang bertajuk Dampak Global Warming dan akan lebih difokuskan pada dampak terhadap kenaikan permukaan air laut dan banjir, dengan tema seminar :
    • Memberikan pemahaman yang sama di lingkungan Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Masyarakat Akademis terhadap pengertian Global Warming. Agar semua pihak mempunyai persepsi yang sama terhadap Global Warming sehingga koordinasi antar pihat-pihak yang terkait dengan masalah Global Warming menjadi lebih baik.
    • Memberikan deskripsi dampak Global Warming terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan kenaikan permukaan air laut dan banjir sehingga sebisa mungkin segera dipikirkan cara untuk menanggulangi dampak tersebut agar pengaruh yang ditimbulkan oleh Global Warming terhadap kehidupan Bangsa Indonesia bisa segera diantisipasi dengan tepat dan cepat.
    • Memberikan arahan terhadap perumusan kegiatan baik yang bersifat antisipatif maupun kegiatan yang meminimalisasi dampak terutama yang berhubungan dengan kenaikan permukaan air laut dan banjir. Agar kegiatan-kegiatan yang dilakukan bisa terkoordinasi dengan baik.

Sabtu, 12 Februari 2011

solusi global warming


Setelah rentetan fakta-fakta menyeramkan yang telah dibahas sebelumnya, kini kita sampai pada pertanyaan yang ter­penting: Adakah solusi dari semua permasalahan ini? KABAR BAIK UNTUK KITA SEMUA: ADA SOLUSI UNTUK MENGHENTIKAN GLOBAL WARMING, dan saat ini KITA MASIH PUNYA KESEMPATAN UNTUK MELAKUKANNYA. Yang kita butuhkan hanyalah KEMAUAN YANG KUAT UNTUK BERUBAH!
Pada dasarnya, yang harus kita lakukan adalah mengurangi semaksimal mungkin segala ak­tifitas yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ada 5 (lima) hal utama yang dapat Anda lakukan untuk menyelamatkan planet bumi:
  1. Berhenti atau kurangilah makan daging! Dalam laporannya yang berjudul Livestock’s Long Shadow : Enviromen­tal lssues and Options (dirilis Novem­ber 2006), PBB mencatat bahwa 18% dari pemanasan global yang terjadi saat ini disumbangkan oleh in­dustri peternakan, yang mana lebih besar dari­pada efek pemanasan global yang dihasilkan oleh seluruh alat transportasi dunia digabungkan! PBB juga menambahkan bahwa emisi yang dihitung hanya berdasarkan emi­si CO2 yang dihasilkan, padahal selain sebagai kontributor CO2 yang hebat, industri peternakan juga merupakan salah satu sumber utama pencemaran tanah dan sumber-sumber air bersih.
    Sebuah laporan dari Earth Insti­tute menegaskan bahwa diet berbasis tanaman hanya membutuhkan 25% energi yang dibutuhkan oleh diet ber­basis daging. Penelitian yang dilaku­kan Profesor Gidon Eshel dan Pamela Martin dari Universitas Chicago juga memberikan kesimpulan yang sama: mengganti pola makan daging dengan pola makan vegetarian 50% lebih efek­tif untuk mencegah pemanasan global dari pada mengganti sebuah mobil SUV dengan mobil hibrida.
    Seorang vegetarian dengan standar diet orang Amerika akan menghemat 1,5 ton emisi rumah kaca setiap tahunnya!
    Seorang vegetarian yang mengendarai SUV ffummer ma­sih lebih bersahabat dengan lingkungan daripada seorang pe­makan dagrng yang mengendarai sepeda!
  2. Batasilah emisi karbon dioksida! Bila memungkinkan, carilah sumber-sumber energi alternatif yang tidak menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, angin, nuklir, dan lain-lain.
    Bila terpaksa harus mengguna­kan bahan bakar fosil (yang mana akan menghasilkan emisi CO2), gunakanlah dengan bijak dan efisien. Hal ini ter­masuk menghemat listrik dan energi, apalagi Indonesia termasuk negara yang banyak menggunakan bahan ba­kar fosil (minyak, batubara) untuk pembangkit listriknya.
    Matikanlah peralatan listrik ke­tika tidak digunakan, gunakan lampu hemat energi, dan gunakanlah panel suryasebagaienergi alternatif.
  3. Tanamlah lebih banyak pohon! Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam jaringannya. Tetapi setelah mati mereka akan melepaskan kembali CO2 ke udara. Lingkungan dengan banyak tanaman akan mengikat CO2 dengan baik, dan harus dipertahankan oleh generasi mendatang. Jika tidak, maka karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali terlepas ke at­mosfer sebagai CO2.
    Peneliti dari Louisiana Tech Uni­versity menemukan bahwa setiap acre pepohonan hijau dapat menangkap karbon yang cukup untuk mengimba­ngi emisi yang dihasilkan dari meng­endarai sebuah mobil selama setahun.
    Sebuah studi yang dilakukan oleh layanan perhutanan di Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa penanaman 95.000 pohon yang dilaku­kan di dua kota kecil di Chicago mem­berikan udara yang lebih bersih dan menghemat biaya yang berhubungan dengan pemanasan dan pendinginan udara sebesar lebih dari US$38 juta dalam 30 tahun ke depan.
  4. Daur ulang (recycle) dan gunakan ulang Kalkulasi yang dilakukan di Ca­lifornia menunjukkan bahwa apabila proses daur ulang dapat diterapkan hingga di level negara bagian Califor­nia, maka energi yang dihemat cukup untuk memberikan suplai energi bagi 1,4 juta rumah, mengurangi 27.047 ton polusi air, menyelamatkan 14 juta po­hon, dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga setara dengan 3,8 juta mo­bil!.
  5. Gunakan alat transportasi alternatif untu mengurangi emisi karbon Penelitian yang dilakukan Uni­versitas Chicago menunjukkan bahwa beralih dari mobil konvensional kemo­bil hibrida seperti Toyota Prius dapat menghemat1ton emisi per tahun.
    Mengkonsumsi makanan produk lokal akan mengurangi emisi dalam jumlah yang cukup signifikan. Pene­litian yang dilakukan oleh Iowa State University pada tahun 2003 me­nemukan bahwa makanan non-lokal rata-rata menempuh 1.494 mil sebe­lum dikonsumsi, bandingkan dengan makanan lokal yang hanya menempuh 56 mil. Bayangkan betapa banyak emisi karbon yang dihemat dengan perbe­daan 1.438 mil tersebut.
    Gunakan sepeda sebanyak yang Anda bisa sebagai metode transpor­tasi. Selain menghemat banyak energi, bersepeda juga merupakan olah raga yang menyehatkan.

Berubahlah!

Satu hal lain yang sangat penting disamping lima hal yang dapat Anda lakukan di atas adalah keinginan dan motivasi Anda sendiri untuk berubah.
Saran-sarandi atas tidak akan berarti jika hanya menjadi bahan ba­caan tanpa tindakan yang nyata. Kita harus benar-benar mulai mempraktek­kannya dalam kehidupan sehari-hari. Anda tidak perlu mengambil langkah ekstrim untuk langsung berubah ha­nya dalam semalam bila hal tersebut terlalu berat bagi Anda. Lakukanlah secara bertahap tetapi konsisten de­ngan komitmen Anda.
Jadilah contoh nyata bagi ling­kungan dan orang-orang di seki­tar Anda. Contoh dan praktek yang Anda berikan sangat penting untuk menginspirasi banyak orang lainnya untuk berubah pula. Berikanlah in­formasi kepada orang-orang disekitar Anda sehingga mereka dapat mengerti mengenai konsekuensi dari pola hidup mereka. Dan berilah mereka dorongan untuk mencoba pola hidup mulia yang akan menyelamatkan planet kita ter­cinta ini.
­